Senin, 03 Juni 2013

3 comments

PDAM Ngawi Klaim Paling Murah di Indonesia


Dirut PDAM Suratno mengklaim tarif air PDAM Ngawi paling murah di Indonesia. Sementara, tarif di sejumlah daerah lain telah disesuaikan. ‘’Jadi, sudah saatnya dinaikkan sesuai masukan dan saran dari dewan pengawas perusahaan daerah,’’ ujarnya kemarin (31/5).

Meski diakuinya masih banyak wilayah yang belum terkover PDAM, kata dia, pihaknya akan berusaha untuk menambah jaringan titik-titik yang paling membutuhkan. ‘’Bagaimana kami dapat mendekatkan pelayanan jika kondisinya masih seperti ini,’’ tuturnya.

Suratno tidak sependapat jika PDAM dituntut mengedepankan pelayanan semata. Menurutnya, aspek kesehatan perusahaan yang tercermin dari perputaran uang dan laba bersih juga harus diperhatikan. Karena itu, dia menilai kenaikan tarif merupakan hal wajar karena melalui berbagai pertimbangan. ‘’Nggak bisa kalau PDAM mengedepankan pelayanan saja, karena kami bukan dinas sosial, terus pegawai kami digaji pakai apa?’’ ucapnya.

Suratno berjanji bakal memenuhi panggilan Komisi III DPRD Ngawi untuk hearing. Dengar pendapat tersebut, kata dia, menjadi forum yang tepat untuk menjelaskan kondisi PDAM kini. ‘’Saya akan hadir, karena yang tahu dalamnya PDAM ya saya sendiri,’’ tegasnya.

Sementara, kritik pedas kembali muncul dari kalangan dewan. Komisi III DPRD setempat meminta perusahaan pelat merah itu lebih fokus melayani masyarakat sebelum memikirkan profit. Itu mengingat belum semua kecamatan di Ngawi mendapatkan fasilitas air bersih, terutama saat musim kemarau. ‘’Pelayanan saja belum maksimal, kok mikir profit. Coba lihat Kecamatan Pitu, Kasreman, Karanganyar, dan Bringin, sudah terkover pelayanan air bersih?’’ kata Dedi Suprihadi, sekretaris Komisi III DPRD Ngawi.

Dia menuturkan, empat kecamatan teresbut selama ini merupakan daerah merah krisis air bersih saat kemarau. ‘’Seharusnya bagaimana mengoptimalkan pelayanan. Kalau ujug-ujug tarif dinaikkan tidak mungkin pelanggan di pedesaan akan terkover karena terlalu berat,’’ tegasnya.

Terkait dengan rencana kenaikan tarif yang berlaku mulai hari ini, politikus PKS ini menyebut komisinya ditilap. Karena itu, pihaknya akan memanggil dirut PDAM Ngawi untuk dengar pendapat terkait keputusan ‘’sepihak’’ itu. ‘’Kami hanya dikirimi surat pemberitahuan, kalau diajak bicara belum,’’ akunya.

Dedi juga menilai langkah PDAM menaikan tarif janggal lantaran mendahului ‘’kehendak’’ pemerintah pusat terkait kenaikan harga BBM. Menurutnya, jika benar Juni ini BBM naik, harusnya tarif baru PDAM diberlakukan mulai Juli. ‘’Harusnya jangan mikir profit dulu, lah. Kerja yang benar. PR-nya masih banyak kok mau naik. Saya ini yang rumahnya di tengah Kecamatan Kasreman saja belum tersalur (PDAM), apalagi yang pinggir, ini harus diperhatikan,’’ ujarnya. (pra/isd) Radar Madiun
Admin
Terimakasih sudah berkunjung semoga tulisan yang ada di website ini bisa bermanfaat, komentar anda sangat kami harapkan.

3 komentar:

  1. tapi kok masih kotor seperti ada lendirnya........... (masih layak di kunsumsi untuk Air Minum nggak?) [-(

    BalasHapus
  2. Wasem, mbayare banyu biasane mek 23-ewu la kok sak iki 140-ewu tenan ra kiy,,? nek dipikir ra nduwe kolam! LOGIS GAK BRO?

    BalasHapus
  3. Ngga perlu paling murah...
    tapi "PALING BERSIH"

    BalasHapus