Persinga Ngawi Vs Madiun Putra FC (MPFC). Laskar Blue Force –julukan MPFC–
merasakan kemenangan yang sentimentil di Stadion Ketonggo lantaran baru
kali pertama meraih poin penuh selama menjalani rangkaian kompetisi DU
musim ini. Kegembiraan diluapkan pemain MPFC dengan menyalami dan chant
bersama ratusan The Mad Mania yang ikut mengawal laga away kemarin. Pun,
bomber MPFC Toure Mochtar yang pantas menyandang man of the match
karena memborong dua gol (menit ke-7 dan 62’) langsung bersujud syukur.
‘’Kami bersyukur bisa menang di Ngawi, Persinga bermain dengan spirit
tinggi,’’ kata Owner MPFC Bambang Irianto (BI) kepada Jawa Pos Radar
Madiun, tadi malam.
Manajemen MPFC kemarin langsung
mengguyur bonus ke pemain. Ini bentuk stimulus perjuangan Slamet Harmoko
dkk yang berhasil meredam tekanan derby. Kata BI, Persinga yang dihuni
pemain muda potensial sudah menyuguhkan perlawanan berkelas. Kendati
berstatus debutan, BI memuji spirit bertanding Muhammad Zamnur dkk.
Tim-tim lain di grup 5 pantas mewaspadai mewaspadai permainan anak asuh
Rully Nere itu. ‘’Malam ini bonus langsung kami bagikan, ini
pertandingan penting dan anak-anak sudah memberikan kemenangan,’’
ujarnya.
Tiga poin di Ketonggo ini tidak
diperoleh MPFC dengan mudah. Kendati berhasil mencuri gol lebih dulu
melalui penalti Toure Mochtar menit ke-7, MPFC tertekan di sepanjang
laga babak pertama. Tuan rumah menyamakan kedudukan menit 19’ juga dari
titik penalti. Bomber Persinga Ntolo Arsane yang ditunjuk sebagai algojo
sukses menjalankan tugasnya. Pada babak pertama, ball possession
didominasi Persinga dengan ratio 70:30. Lini belakang MPFC juga rentan
setelah defender andalannya Anderson Da Silva ditarik keluar menit 26’
lantaran cedera hamstring. Posisi Anderson digantikan Agus Setiawan.
Slamet Harmoko dkk mulai menemukan ritme
di babak kedua. Strategi bus yang diperagakan di babak pertama sudah
berganti. Ini setelah keputusan coach Wahyudi menarik gelandang Yulian
Eka dan digantikan Wendy Setyo yang memiliki posisi asli sebagai
penyerang. Praktis selama babak kedua, MPFC memainkan tiga striker
sekaligus. Posisi Purniawan cenderung ditarik sedikit ke belakang
sebagai gelandang serang.
Tuan rumah tak mau kalah. Pada menit
68’, Persinga menambah daya gedor dengan memasukkan Zuhri Dwi. Pemain
bernomor 10 itu berperan menemani Slamet ‘Larso ’ Hariyadi dan Ntolo
Arsane di lini depan. Bahkan, coach Rully Rudolf Nere kembali menambah
striker di menit 79’ dengan memasukkan Alan Metu menggantikan winger
Yano Mahendra.
Namun, pemain MPFC yang lebih
berpengalaman di DU mampu memainkan strategi serangan balik. Laskar Blue
Force akhirnya memetik hasil dari strategi serangan balik menit ke 62’
setelah Toure ‘Drogba’ Mochtar lolos dari penjagaan Bedalbe hingga
berhasil mengecoh kiper Erik Ardiles. ‘’Ini sesuai keinginan, kami sudah
rindu kemenangan,’’ ujar coach MPFC Wahyudi usai pertandingan.
Dia menambahkan, pergantian strategi di
babak kedua berdampak positif bagi permainan. Dia mengakui Persinga
memiliki spirit bermain tinggi. Wahyudi kembali memuji penampilan Toure
Mochtar, striker asal Pantai Gading yang memborong dua gol. Pun, penjaga
gawang Agung Hari Mukti ikut bermain cemerlang. ‘’Tekanan derby ini
luar biasa, anak-anak sudah paham dan dengan tenang mampu menghadapinya.
Saya juga berterima kasih kepada The Mad,’’ ungkapnya.
Tensi derby kemarin memang berlangsung
tinggi. Terbukti, wasit Bambang Sutiono asal Malang mengeluarkan enam
kartu kuning. Di antaranya, diberikan kepada tiga pemain MPFC, Slamet
Harmoko, Arfan Ariwijaya, dan Yulian Eka. Sedang kartu kuning untuk kubu
tuan rumah diberikan ke Rachmad Sucipto, Harris Adyatma, dan Dwi
Cahyono.
Kalah Derby, Antok Lapang Dada
KALAH di kandang tidak lekas membuat Persinga patah arang. Manajer Persinga Dwi Rianto Jatmiko dalam konferensi pers usai pertandingan lawan Madiun Putra FC (MPFC) yang bertajuk derby kemarin (26/4), mengakui Muhammad Zamnur dkk sudah bermain penuh spirit. Namun, keberuntungan belum berpihak ke tuan rumah. ‘’Anak-anak sudah bagus, permainan terpola dengan baik. Beberapa peluang yang mestinya jadi gol belum bisa dimanfaatkan,’’ ujar Antok –sapaan Dwi Rianto Jatmiko.
KALAH di kandang tidak lekas membuat Persinga patah arang. Manajer Persinga Dwi Rianto Jatmiko dalam konferensi pers usai pertandingan lawan Madiun Putra FC (MPFC) yang bertajuk derby kemarin (26/4), mengakui Muhammad Zamnur dkk sudah bermain penuh spirit. Namun, keberuntungan belum berpihak ke tuan rumah. ‘’Anak-anak sudah bagus, permainan terpola dengan baik. Beberapa peluang yang mestinya jadi gol belum bisa dimanfaatkan,’’ ujar Antok –sapaan Dwi Rianto Jatmiko.
Dia menyebut timnya kecolongan serangan
balik lawan yang dapat dikonversikan menjadi dua gol. MPFC memang punya
strategi serangan balik yang mematikan. Antok bakal mengevaluasi
kekurangan Persinga untuk menyongsong laga selanjutnya. ‘’Kami ingin tim
yang lebih solid,’’ tegas Ketua DPRD Ngawi itu.
Antok menerima dengan lapang dada
kekalahan derby dari MPFC. Kekalahan kemarin menjadi pengalaman berharga
lantaran pola permainan tim sejatinya mulai tampak. Antok menyebut
serangan dari sektor sayap sangat hidup. Selain itu, permainan bola
pendek mampu diperagakan barisan lini tengah dan depan. Dia juga
mengapresiasi pula ball possession Persinga yang dominan dengan
perbandingan 70:30. ‘’Kami belum beruntung,’’ ungkapnya.
Dia sempat menyinggung faktor eksternal.
Yakni, Ngawi butuh stadion dengan fasilitas dan kapasitas penonton jauh
lebih besar. Ini mengingat antusiasme dari suporter yang luar biasa.
‘’Kami minta doa restu warga Ngawi supaya bisa membangun stadion yang
lebih baik,’’ harapnya.
Sementara itu, coach Rully Rudolf Nere
merasa kecewa timnya kalah di kandang. Kerugian cukup besar ketika harus
kehilangan poin saat pertandingan home. Kendati begitu, dia menilai
permainan dari Zamnur dkk terus meningkat dari tiga laga yang dilakoni
di kompetisi DU. Rully Nere menyebut dua gol tim tamu buah dari
kesalahan lini belakang. ‘’Lawan pintar main, dapat bola langsung kirim
jauh ke depan. Gelandang kami yang kurang mendukung,’’ ujarnya.
Sementara itu, Persinga Ngawi mendapat
dukungan penuh dari Pastimania. Sepanjang pertandingan, suporter tak
henti menyanyikan chant mendukung tim kebanggaan mereka. Panasnya aroma
derby tidak sempat menjalar ke The Mad Mania dan Pastimania. Keduanya
memberikan dukungan positif. Justru kekurangan terjadi pada tribun
penonton VIP yang sempat terlihat beberapa kali lemparan botol air
mineral ke arah lapangan. Kondisi yang sepatutnya menjadi bahan evaluasi
panpel. Radarmadiun
0 komentar:
Posting Komentar