Senin, 17 Juni 2013

Leave a Comment

Kantor Lingkungan Hidup Ngawi

Kantor Lingkungan Hidup Ngawi langsung angkat bicara terkait pengaduan warga Dusun Ngadirejo, Gemarang, Kedunggalar, ke DPRD seputar pabrik pakan ternak di dusun setempat yang dituding mengeluarkan bau tak sedap. KLH mengklaim limbah produksi maupun asap pabrik milik pemkab yang dipihak ketigakan itu masih aman bagi kesehatan.

Kepala KLH Yulianto Kusprasetyo mengatakan, hasil uji emisi karbon dan fisik yang dilakukan, oksigen dan air di sekitar pabrik masih di ambang batas normal. ‘’Selama Mei sudah dua kali kami lakukan pengecekan, baik baunya maupun lingkungannya masih aman,’’ terang Yulianto kemarin (11/6).
Menurut Yulianto, pihaknya sudah dua kali turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Setiap dua bulan, lanjut dia, pihaknya juga melakukan uji emisi karbondioksida. Hasilnya, udara di sekitar pabrik relatif aman bagi kesehatan.

Sedangkan terkait gatal-gatal yang diderita sejumlah warga, pihaknya belum dapat memastikan apakah hal itu terkait aktivitas produksi pakan ternak. ‘’Untuk memastikan apakah itu karena debu, organisme atau faktor lain, butuh bantuan dokter spesialis penyakit kulit dan penelitian laboratorium,’’ tuturnya.
Yulianto menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi terkait pengurusan izin UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) sesuai Permen LH dan Pergub Jatim. ‘’Pabrik itu kategori menengah. Sesuai aturan yang ada tidak menggunakan AMDAL,’’ tegasnya.

Rekomendasi lain adalah adanya kawasan greenbelt dengan jenis pohon tertentu. Hal ini agar pabrik terlihat rindang dan sejuk. Sedangkan cerobong asap, kata dia, direkomendasikan dipindah dan menghadap berlawanan arah perkampungan. ‘’Kalau dari bahan-bahannya tidak membahayakan, karena berupa bekatul, jagung, dumpil, tepung ketan, dan rempah-rempah,’’ ungkapnya.

Suyatmini, direktur Administrasi dan Personalia Perusahaan Daerah (PD) Sumber Bakti menyatakan bau yang keluar dari pabrik tersebut masih dalam kategori wajar. Pun sejauh ini tidak berdampak pada karyawan. ‘’Istilahnya kalau pabriknya bikin gatal-gatal, otomatis semua karyawan mengidap penyakit kulit. Nyatanya sampai saat ini aman-aman saja,’’ ungkapnya. Radarmadiun
Admin
Terimakasih sudah berkunjung semoga tulisan yang ada di website ini bisa bermanfaat, komentar anda sangat kami harapkan.

0 komentar:

Posting Komentar