SO, seorang buruh tani asal Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, nekat memperkosa kekasihnya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Kasubbag Humas Polres Ngawi, AKP Lilik Sulastri, mengatakan sebelum menyetubuhi korban, sebut saja Suti, yang masih tetangganya sendiri, tersangka terlebih dulu memaksa korban untuk minum minuman keras jenis arak jowo.
"Korban diajak jalan-jalan ke wilayah hutan, kemudian ia dibuat mabuk terlebih dulu dengan memaksanya minum arak jowo. Kemudian setelah korban mabuk, tersangka langsung melakukan niat jahatnya," ujarnya, Rabu (29/5/2013).
AKP Lilik menambahkan, setelah puas melampiaskan nafsunya, korban diantar pulang. Sampai di rumah, pihak keluarga merasa curiga, karena tidak biasanya siswa kelas 12 tersebut pulang dalam keadaan acak-acakan dan tercium bau miras.
"Akhirnya korban bercerita jika dia sudah diperkosa SO. Keluarga yang tidak terima dengan tindakan tersangka langsung melapor ke kami dan langsung ditindaklanjuti," tambahnya.
Kini, kasus ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Ngawi. Dan pihak penyidik masih mencari bukti mengenai usia korban. "Kalu belum 19 tahun akan dijerat dengan UU perlindungan anak, karena itu kita butuh dokumen pendukung," jelas Lilik. [rdk/kun] benritajatim.com
Kasubbag Humas Polres Ngawi, AKP Lilik Sulastri, mengatakan sebelum menyetubuhi korban, sebut saja Suti, yang masih tetangganya sendiri, tersangka terlebih dulu memaksa korban untuk minum minuman keras jenis arak jowo.
"Korban diajak jalan-jalan ke wilayah hutan, kemudian ia dibuat mabuk terlebih dulu dengan memaksanya minum arak jowo. Kemudian setelah korban mabuk, tersangka langsung melakukan niat jahatnya," ujarnya, Rabu (29/5/2013).
AKP Lilik menambahkan, setelah puas melampiaskan nafsunya, korban diantar pulang. Sampai di rumah, pihak keluarga merasa curiga, karena tidak biasanya siswa kelas 12 tersebut pulang dalam keadaan acak-acakan dan tercium bau miras.
"Akhirnya korban bercerita jika dia sudah diperkosa SO. Keluarga yang tidak terima dengan tindakan tersangka langsung melapor ke kami dan langsung ditindaklanjuti," tambahnya.
Kini, kasus ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Ngawi. Dan pihak penyidik masih mencari bukti mengenai usia korban. "Kalu belum 19 tahun akan dijerat dengan UU perlindungan anak, karena itu kita butuh dokumen pendukung," jelas Lilik. [rdk/kun] benritajatim.com
Admin
0 komentar:
Posting Komentar